Menjadi Guru Adalah Tantangan Berat
Kalau ada yang mengatakan guru adalah profesi yang tidak ada tantangannya, perlu saya tegaskan itu adalah salah besar. Justru menjadi guru adalah sebuah tantangan berat yang harus dilalui dengan penuh kesabaran dan komitmen yang tinggi. Tapi kenapa ada orang yang mengatakan demikian? Mungkin saja yang mereka lihat adalah beberapa guru yang tidak serius dengan profesinya, yang hanya mementingkan diri dan lalai dengan anak didik. Ada ya guru yang seperti itu? Saya kira tidak perlu saya katakan di sini, tapi yang jelas masih banyak guru-guru kita yang benar-benar peduli dengan kemajuan anak didik dan dirinya sendiri.
Terus apa saja tantangan berat seorang guru?
Ada beberapa hal yang menurut saya ini adalah tantangan berat seorang guru.
1. Tantangan kompetensi
Menjadi seorang guru tidak hanya sekedar lulusan sarjana pendidikan atau magister pendidikan, tapi lebih dari itu ada kompetensi-kompetensi lain yang juga harus di penuhi. Ada empat kompetensi yang harus dikembangkan yaitu kompetensi profesional, paedagogik, individual dan sosial. Menjalankan empat hal tersebut bukan pekerjaan mudah. Kalau hal ini memang benar-benar dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Jadi jangan pernah berpikir menjadi guru sesuatu yang tidak menantang.
2. Tantangan perubahan zaman
Kalau zaman dulu, guru menjelaskan dengan papan tulis hitam dan kapur, sekarang sudah menggunakan LCD proyektor dan leptop. Kalau dulu informasi diperoleh dari buku, sekarang informasi bisa diakses lebih luas, melalui media internet. Dulu media pembelajaran yang digunakan cukup sederhana, sekarang sudah cukup canggih. Dulu guru tidak bisa komputer tidak masalah, sekarang rasanya setiap guru wajib bisa.
Beberapa hal diatas adalah perubahan yang kaitannya dengan belajar di sekolah. Belum perubahan yang sifatnya lain seperti gaya hidup siswa, kebutuhan masyarakat, dan masih lagi yang lain. Apakah menurut Anda itu bukan tantangan? Kalau menurut saya itu tantangan ayang berat buat guru. Karena guru dipacu untuk bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman untuk hasil belajar yang terbaik.
3. Generasi yang bobrok
Coba Anda perhatikan beberapa kejadian akhir-akhir ini di mana banyak kasus-kasus remaja sekolah menguak. Dari tawuran, miras, narkoba, seks bebas dan lain sebagainya. Apakah itu bukan tantangan? Itu adalah tantangan, karena selain orang tua, guru-guru di sekolah sering kali dituding sebagai orang-orang yang tidak becus mengurus mendidik anak kalau anak-anak didiknya membuat onar atau bikin masalah. Seakan-akan sebagian masyarakat begitu percaya bahwa perilaku buruk anak-anak zaman sekarang diakibatkan karena ketidakmampuan guru dalam mendidik. Ini tantangan berat. Menghadapi berbagai persoalan anak-anak didik bukan pekerjaan mudah.
4. Harapan besar masyarakat
Ketika seorang memutuskan menjadi seorang guru, maka sejak saat itu ia telah berkomitmen untuk memikul tanggung jawab kedua dalam mendidik para generasi muda. Mereka meluangkan hampir sebagian besar hidupnya untuk belajar dan mengajar supaya anak didik mereka sukses dalam belajar dan sukses dalam hidup. Bahkan masyarakat percaya bahwa guru-guru di sekolah akan mampu membuat anak-anak mereka menjadi orang sukses. kalau misalnya gagal mereka menghujat kalau gurunya tidak becus mendidik. Apakah hal yang seperti ini mudah? Tidak! Ini sangat sulit buat guru. Guru juga manusia, ia sama dengan orang-orang kebanyakan yang punya masalah, punya kebutuhan. Tapi di lain pihak ia harus menjalankan tugasnya yang menurut saya tugas yang mereka pikul sangat berat.
Keempat hal diatas adalah beberapa tantangan yang menurut saya berat, tentunya masih banyak lagi tantangan-tantangan lain yang tidak saya tuliskan dalam artikel ini.
Catatan:
Opini diatas saya dedikasikan untuk guru-guru yang benar-benar komitmen tinggi dengan profesinya. Kalau Anda melihat hal sebaliknya mungkin yang Anda lihat adalah guru-guru ecek-ecek yang tidak tahu esensi menjadi seorang guru.
Bagaimana menurut Anda? apakah Anda punya pendapat lain? silahkan share pada kolom komentar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar