Halaman

Sabtu, 09 Februari 2013

Metamorfosis Yang Berbuah Manis

Metamorfosis Yang Berbuah Manis 

sumber: http://cafemotivasi.com/metamorfosis-yang-berbuah-manis/

Metamorfosis yang berbuah manis adalah artikel yang saya tulis lantaran saya teringat dengan perjuangan seorang sahabat lama. Namanya adalah kang Dol lengkapnya Dol Khalim. Ia adalah sahabat yang luar biasa dan telah menginspirasi saya untuk bisa menjadi lebih baik. Berita terakhir yang saya dapat Dia berada di Papua. Menjadi pedagang Bakso sambil memberikan pengobatan di sana. Dia bukan seorang pengusaha sukses atau seorang ustad yang terkenal, dia hanya pemuda sederhana dari kampung yang namanya Simo.
Dulu kami tidak pernah menyangka kalau kang Dol bisa seperti sekarang ini. Saya ingat betul dia adalah anak bandel yang suka berkelahi dan emosional. Tapi keadaannya sekarang jauh berbeda dari dulu. Sekarang dia sangat ramah dan sholeh. Tutur katanya lembut dan sopan. Bisa di bilang saat ini semua orang di desa kagum dengannya.
Metamorfosis yang di alami teman saya tersebut berawal dari keinginannya untuk belajar ilmu agama di pondok pesantren. Sejak saat itu ia masuk pesantren dan mendalami ilmu agama selama kurang lebih tujuh tahun. Selama itu ia benar-benar mendalami belajarrnya dengan sepenuh hati. Ia salah satu santri yang sangat hormat dengan gurunya. Bukan hanya mendalami ilmu agama tapi ia juga mengamalkannya.
Satu pesannya yang masih saya ingat, semua hal berawal dari keyakinan. Apapun yang ingin kita raih kalau kita yakin, Tuhan akan mengabulkannya. Tapi untuk mencapai yakin tidak mudah, karena harus di bayar dengan niat dan amal baik. Taat menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Kalau hanya bicara, kelihatannya itu adalah hal yang mudah, tapi untuk mengaplikasikannya dalam hidup sungguh itu adalah hal yang berat.
Memang rencana Tuhan selalu di luar sepengetahuan manusia. Di tahun 2006 teman saya mendaftarkan diri untuk kuliah di salah satu Universitas di Semarang. Mendengar hal itu saya sempat bingung, bagaimana tidak, saya tahu teman saya itu hanya lulusan paket B dan untuk paket C -nya sendiri saya kurang tahu di mana ia sekolah. Jujur saja ha itu membuat hati saya gusar. Kalau dia saja kuliah kenapa saya tidak. Itulah awal kenapa saya termotivasi untuk kuliah lagi.
Jujur saya bangga dan sangat senang punya sahabat yang hebat seperti dia. Bukan hanya itu saja yang membuat saya semakin terinspirasi, tapi ia juga mau mengajarkan ilmu yang didapat untuk mengajarkan masyarakat bahwa dekat dengan Tuhan adalah hal yang sangat membahagiakan. Untuk mewujudkan hal itu ia membuat jami’iyah mujahaddah Asmaul Husna. Dari situ pulalah saya di kenalkan dengan asma-asma Alloh yang mulia.
Setelah lulus kuliah Tuhan punya rencana hebat lagi dengan dirinya. Ia dimudahkan jodoh-Nya oleh Tuhan. Sehingga selang setahun setelah ia lulus ia mendapatkan istri yang sholehah, keturunan baik-baik dan anak orang berada. Saya sempat bertanya, bagaimana bisa ia diterima mantu oleh orang berada. Ia pun menceritakan kepada saya bahwa saat melamar ia bilang tentang semua keada`n dirinya tanpa ada yang ditutupi. Alhamdulillah kejujuran dan ketulusan hatinya membuahkan hasil yang baik. Lamaran-Nya diterima dan tidak selang lama ia pun menikah.
Setelah menikah ternyata niatnya untuk berbagi ilmu dengan sasama masih menggelora. Bahkan warisan tanah satu-satu pemberian orang tua, dihibahkan untuk pembangunan madrasah? Sungguh dia memang salah satu pemuda di desa kami yang pantas untuk di contoh. Di usianya yang masih sangat muda sekitar 27 tahun ia sudah bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang termasuk saya.
Entah hal apa yang menuntunnya, ketika istrinya hamil ia malah memutuskan pergi ke Papua. Padahal kalau dia mau mengajar di sekolahan banyak sekolah yang mau menerima dirinya. Tapi itulah bedanya, teman saya ini tidak begitu suka mengajar di sekolah ia lebih suka menuruti kata hatinya. Jadi kemanapun ia melangkah seakan-akan sudah ada yang menuntun jalannya. Belum lama di papua saya mendengar kabar di sana dia berjualan bakso sambil memberikan pengobatan ke masyarakat setempat. Karena loyalitasnya dengan masyarakat Papua baik, maka ia pun di terima denga baik di sana. Masyarakat sana malai berharap teman saya bisa menetap di sana.
Itulah sepenggal kisah dari seorang inspirator yang telah memotivasi untuk melakukan perubahan dan Alhamdulillah saya pun  bisa melanjutkan kuliah dan bisa menjadi seperti sekarang. Inilah yang saya sebut Metamorfosis yang berbuah manis. Semoga bisa bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar