Halaman

Sabtu, 09 Februari 2013

Orang Miskin Yang Kaya

Orang Miskin Yang Kaya

Tulisan ini saya tulis lantaran saya teringat dengan saudara saya yang begitu luar biasa menurut saya. Dia hanyalah anak petani miskin, yang tidak berpendidikan dan hidupnya dari kecil sampai sekarang masih kekurangan. Saya teringat ketika kita kerja bareng, saat itu saya sama sekali tidak punya uang, tapi saya lapar. Saya hanya terdiam di tempat tidur sambil menahan rasa lapar. Tiba-tiba dia menghampiri saya dah ngasih saya uang untuk beli makan. Saya tahu betul uang dia juga tinggal itu saja, tapi karena dia tidak ingin saya kelaparan ia merelakan uangnya di pake untuk saya. Padahal saya tahu dia juga lapar, tapi dia tidak mau menunjukkannya kepada saya bahwa dia lapar.
Bukan hanya itu saja, saya melihat dia adalah orang yang begitu sabar dan berjiwa besar. Bagaiaman tidak, dia pernah di uji oleh Tuhan dengan sakitnya sang Ibu. Semua harta yang di kumpulkan baik uang, dan harta benda yang lain ludes untuk biaya sang ibu. Dia optimis bahwa ibunya akan sembuh, tapi takdir berkata lain.
Saat itu kita seperti biasa masih kerja, tiba-tiba ada seseoraang yang datang. Saat itu dia sudah merasakan hal yang tidak enak. Orang yang datang tersebut meminta dia pulang dengan alasan disuruh pulang ibu, tanpa di beritahu apa yang sebenarnya terjadi.
Sesampainya di rumah dia harus sadar bahwa ibunda tercinta telah di panggil oleh Tuhan. Saya yakin dia sangat sedih, tapi sosoknya sangat kuat. Dia sadar bahwa apa yang terjadi sudah menjadi takdir sang pencipta. Setelah beberapa bulan, dia di rumah akhirnya dia memutuskan untuk kerja lagi, belum lama bekerja ternyata bos kami mengalami bangkrut. Satu persatu karyawan di tempat saya bekerja pada keluar, tinggallah kami berdua. Di situlah saya semakin mengenal sosoknya yang sangat dewasa. Dia selalu membimbing saya dan mengarahkan saya untuk tetap kuat dengan keadaan yang ada. Tak begitu lama diapu meninggalkan saya, dan pergi ke Jakarta untuk merantau.
Dijakarta hidupnya juga belum mengalami perubahan, dia tetap hidup kekurangan uang. Tapi dia tidak pernah kekurangan semangat dan motivasi untuk bertahan hidup. Hampir satu tahun di Jakarta dia akhirnya menikah dengan orang jakarta. Awalnya dia hidup di Jakarta, tapi karena biaya hidup di Jakarta mahal, akhirnya ia kembali kampung halaman dengan istri dan anakmya. Sungguh perjalanan hidup yang sangat berat buat dirinya, yang dari kecil sampai sekarang masih hidup pas-pasan. Tapi percaya atau tidak keadaan hidup yang seperti itu tidak menjadikannya patah semangat, dia tetap bekerja keras untuk kebahagiaan sang anak dan istri tercinta. Dan satu lagi selama saya mengenal dia, saya belum pernah melihat dia marah dan orangnya selalu mengalah. Jika di lihat dari ekonomi mungkin dia bukan orang kaya, tapi dia adalah orang miskin yang kaya hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar